Senin, 02 Desember 2013
Sekilas Tentang Borobudur
Borobudur berdiri megah
di atas bukit kecil di tengah hamparan ladang hijau yang luas. Bangunan ini
merupakan bangunan suci agama Budha yang dibangun pada abad ke-7 dan ke-8 oleh
Dinasti Syailendra. Bangunan megah yang terletak di Desa Borobudur, Magelang,
Jawa Tengah ini tersusun dari jutaan batu andesit abu-abu dan memiliki 7
tingkat yang semakin ke atas semakin kecil. Dindingnya dihiasi 1460 panel relief-relief
yang berisi berbagai cerita. Pada puncak candhi ini terdapat stupa besar.
Asal-usul nama Candhi Borobudur masih menuai banyak perdebatan diantara para ahli. Salah satu pendapat mengemukakan bahwa nama Borobudur berasal dari dua kata yakni Vihara dan Beduhur. Kata Vihara menjadi kata Biara yang artinya komplek bangunan, sedangkan Beduhur menjadi kata Budur yang berarti dataran tinggi atau tempat diatas bukit. Jadi Borobudur berarti biara di atas bukit.
Selama satu setengah abad Borobudur menjadi tujuan penting para peziarah Budha. Namun seketika candhi ini jatuh dalam masa kegelapan mengikuti runtuhnya kerajaan Syailendra. Borobudur ditinggalkan para peziarah, terlupakan, dan tak terawat. Rumput-rumput liar menyelimuti candhi dan petir menyambar puncak Borobudur. Selama berabad-abad Borobudur benar-benar terlupakan.
Beruntung awal abad ke-19 pada masa Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffless ditemukan bangunan yang mahabesar di puncak bukit semak belukar. Sejak itu dilakukan berbagai usaha untuk menyelamatkan penemuan luar biasa ini. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO mulai memperbaiki kembali Borobudur.
Asal-usul nama Candhi Borobudur masih menuai banyak perdebatan diantara para ahli. Salah satu pendapat mengemukakan bahwa nama Borobudur berasal dari dua kata yakni Vihara dan Beduhur. Kata Vihara menjadi kata Biara yang artinya komplek bangunan, sedangkan Beduhur menjadi kata Budur yang berarti dataran tinggi atau tempat diatas bukit. Jadi Borobudur berarti biara di atas bukit.
Selama satu setengah abad Borobudur menjadi tujuan penting para peziarah Budha. Namun seketika candhi ini jatuh dalam masa kegelapan mengikuti runtuhnya kerajaan Syailendra. Borobudur ditinggalkan para peziarah, terlupakan, dan tak terawat. Rumput-rumput liar menyelimuti candhi dan petir menyambar puncak Borobudur. Selama berabad-abad Borobudur benar-benar terlupakan.
Beruntung awal abad ke-19 pada masa Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffless ditemukan bangunan yang mahabesar di puncak bukit semak belukar. Sejak itu dilakukan berbagai usaha untuk menyelamatkan penemuan luar biasa ini. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO mulai memperbaiki kembali Borobudur.
Candhi yang megah ini memiliki luas sekitar 14165 m² dan tinggi asli sekitar 42 m. Namun karena beberapa kali disambar petir tingginya berkurang menjadi 35.29 m. Candhi Borobudur tersusun dari kurang lebih 2 juta batu andesit dan memilki volume sekitar 55.000 m³. Berat total candhi ini sekitar 3.500.000 ton dan ditaksir memiliki kapasitas untuk menahan berat lebih dari 5.000 pengunjung.
Sumber : Catatan Ibu Nur Mei dalam mata pelajaran English for Tourism versi Bahasa Inggris dengan sedikit pengubahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar