Jumat, 29 Agustus 2014
The Light
Lentera itu datang dengan tiba-tiba bahkan ketika belum sempat aku mengenalinya. Kedatangannya bukan hanya sekedar untuk menyapa tetapi datang dengan sebuah tanda. Tanda yang bahkan waktu itu aku tak dapat langsung mempercayainya. Namun aku melihat titik ketulusan darinya meskipun tak dapat menyangkal bahwa kabut keraguan masih menutupi cahaya terang yang coba ia pancarkan.
Perlahan aku mulai mengenalinya. Kabut yang selama ini seolah menutupnya perlahan mulai terbuka dan menceritakan seperti apa sosok yang akhir-akhir ini mulai mengusik. Membuaku terus membiarkan dia melayang-layang dalam pikiran. Tetapi sekali lagi aku masih ragu. Aku tetap membiarkan perasaan ini seperti air tawar meskipun ia coba tuangkan pemanis di dalamnya. Aku tetap meyakinkan diriku bahwa sosok yang coba ia berikan perasaan manis itu bukan aku.
Namun ia semakin berani untuk mencoba lebih mengusik hari-hariku dengan cahaya yang tentu saja tak dapat aku pungkiri menyamankanku. Tak dapat aku pungkiri pula perlahan bunga-bunga bermekaran seiring semakin dekatnya aku dengan lentera itu. Aku mulai merasa hari-hariku sunyi jika sekejap saja lentera itu tak datang menyapaku.
Perlahan aku mulai mengenalinya. Kabut yang selama ini seolah menutupnya perlahan mulai terbuka dan menceritakan seperti apa sosok yang akhir-akhir ini mulai mengusik. Membuaku terus membiarkan dia melayang-layang dalam pikiran. Tetapi sekali lagi aku masih ragu. Aku tetap membiarkan perasaan ini seperti air tawar meskipun ia coba tuangkan pemanis di dalamnya. Aku tetap meyakinkan diriku bahwa sosok yang coba ia berikan perasaan manis itu bukan aku.
Namun ia semakin berani untuk mencoba lebih mengusik hari-hariku dengan cahaya yang tentu saja tak dapat aku pungkiri menyamankanku. Tak dapat aku pungkiri pula perlahan bunga-bunga bermekaran seiring semakin dekatnya aku dengan lentera itu. Aku mulai merasa hari-hariku sunyi jika sekejap saja lentera itu tak datang menyapaku.
Hingga suatu hari cahaya lentera itu memancar bagaikan kekuatan tongkat sihir ibu peri yang memberikan gaun kepada sang putri. Aku seperti mendapatkan gaun terindah yang selama ini tidak pernah terpikirkan bahwa semua wanita akan lebih indah jika memakai gaun itu. Gaun itu juga sebagai pertanda bahwa aku siap untuk lebih mengenal sang lentera.
Hingga suatu malam lentera itu meminta agar kita menyalakan cahaya bersama. Malam itu aku seperti melihat cahaya yang sangat terang dan menghangatkan. Bersama lentera itu setiap waktu terasa lebih hangat. Aku telah merasa nyaman dengan hanya di dekatnya. Sungguh merasa seperti dalam pelukan gumpalan awan yang lembut.
******
******
******
Secara perlahan namun pasti aku merasa sinar lentera itu mulai redup. Bukan karena sinar yang berkurang dari pancarannya namun karena perlahan lentera itu semakin jauh. Lentera itu tak dapat menyamankanku sesering dulu karena ia harus membawa sinarnya menyinari hamparan yang sangat luas hingga akan ada banyak cahaya yang semakin terang karena sinarnya. Meskipun ingin mengelak keadaan tapi aku sadar tak boleh egois.
Sementara itu pula datang badai besar dengan kabut tebalnya yang seolah semakin membuat cahaya lentera itu menghilang dari pandanganku. Kabut tebal seperti nenek sihir dengan topi dan tongkatnya yang tiba-tiba meredupkan cahaya yang aku jaga. Hingga akhirnya kita memutuskan lebih baik untuk mengahiri menyalakan cahaya bersama.
Aku mengaku aku bisa. Namun semakin aku berusaha menyalakan cahayaku sendiri aku semakin redup. Betapa sulit waktu itu untukku menyalakan setitik saja cahayaku namun aku akan berusaha membuat cahayaku menyala.
Sementara itu pula datang badai besar dengan kabut tebalnya yang seolah semakin membuat cahaya lentera itu menghilang dari pandanganku. Kabut tebal seperti nenek sihir dengan topi dan tongkatnya yang tiba-tiba meredupkan cahaya yang aku jaga. Hingga akhirnya kita memutuskan lebih baik untuk mengahiri menyalakan cahaya bersama.
Aku mengaku aku bisa. Namun semakin aku berusaha menyalakan cahayaku sendiri aku semakin redup. Betapa sulit waktu itu untukku menyalakan setitik saja cahayaku namun aku akan berusaha membuat cahayaku menyala.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar